SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
“Bahaya narkoba”
Oleh :
M. Rosyid Arisqy
NIM. 1201030294
Program Sarjana Keperawatan
STIKes Kendedes Malang
2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1.
Pokok bahasan
: Narkoba
2.
Sub pokok :
Bahaya narkoba pada kalangan pelajar
3.
Sasaran :
Pelajar dan mahasiswa
4.
Hati / tanggal :
Senin, 03 Desember 2012
5.
Tempat :
Ruang Majapahit
6.
Waktu :
30 menit
7.
Penyuluh :
M. Rosyid Arisqy
A. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk
mengetahui gambaran pengetahuan para pelajar dan mahasiswa tentang dampak penyalahgunaan
narkoba di sekolah dan di kampus Kab. Malang tahun 2012.
b. Tujuan khusus
1.
Untuk mengetahui pengetahuan para pelajar dan
mahasiswa tenteng dampaknya narkoba.
2.
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai gambaran dan pengetahuan tentang
dampak penyalahgunaan narkoba.
3.
Untuk menambah informasi seberapa baik tingkat
pengetahuan narapidana tentang dampak penyalahgunaan narkoba.
B. Materi
a.
Tentang bahaya narkoba
b.
Dampak dari pemakaian narkoba
C. Media
a.
Laptop
b.
LCD
D. Metode penyuluhan
a.
Seminar
b.
Diskusi
E. Setting tempat
F. Pengorganisasian
1. Penyuluh : M. Rosyid Arisqy
2. Moderator : Rizal Elworiz Etsaputra
3. Fasilitator : Jafisa Tri Rizki
4. Observer : yiyin Husni Fadlillah
àRincian kegiatan
a. Moderator : orang yang berperan sebagai
b. Penyuluh
: sebagai oraang yang menjelaskan materi
di depan audiens
c. Audiens
: orang yang mendapatkan materi dari
seorang penyuluh
d. Observer
: mengawasi jalannya kegiatan
e. Fasilitator
: orang yang memfasilitasi kegiatan
penyuluhan tersebut
5.
Kegiatan
penyuluhan
No.
|
Waktu
|
Kegiatan penyuluhan
|
Respon peserta
|
1
|
08.00-08.05
|
Pembukaan
-
Pengucapan Salam pembuka
-
Menjelaskan tujuan
-
Apersepsi
|
-
Membalas salam
-
Memperhatikan penyuluh
|
2
|
08.30-09.00
|
Penyampaian materi
-
Penyampaian materi tentang narkoba
|
-
Memperhatikan penjelasan penyuluh
|
3
|
09.00-09.30
|
Penutup
-
Menyimpulkan hasil materi
-
Salam penutup
-
Tanya jawab materi yang belum jelas
|
-
Memperhatikan
-
Merespon
-
Membalas Salam
-
Menanyakan Hasil yang Belum Jelas
|
6.
Evaluasi
a.
Tanya
jawab
1. Zat psikoaktif adalah ?
suatu zat yang jika masuk ke dalam
tubuh akan merubah fungsi dan struktur organ tubuh, juga berpengaruh pada otak
sehingga dapat menimbulkan perubahan : sistem kesadaran, sistem pola pikir,
sistem perasaan, sistem persepsi panca indera dan perilaku
2. Apa
singkatan dari narkoba ?
Narkoba adalah singkatan dari
Narkotika, Psikotropika dan bahan / zat adiktif lainnya.
3. Apa
dampak buruk dari penggunaan narkoba?
-
Cacat janin
-
Impotensi
-
Gangguan menstruasi
-
Pucat akibat kurang darah (Anemia)
-
Penyakit lupa ingatan / pikun
-
Pendarahan lambung
-
Radang Pangkreas
-
Radang Syaraf
-
Mudah memar
-
Menyebabkan kematian.
4.
Apa tanda – tanda dari pengguna narkoba
?
-
Murung, cemas, depresi
-
Emosional, hipersensitif, reaksi berlebihan
-
Mudah tersinggung oleh kritikan ringan
-
Gampang marah tanpa sebab yang jelas
-
Nilai, keyakinan dan ide berubah
-
Tidak peduli terhadap perasaan orang
lain
-
Bermusuhan
-
Tidak bisa dipercaya, mudah
mengutarakan rahasia.
b. Refrensi
-
pustaka online MEDIAISNET
-
http//ebook-harunyahya.blogspot.com
Materi Penyuluhan
(NARKOBA)
v
Jenis
dan dampak buruk narkoba
Adiksi atau ketergantungan terhadap Narkoba merupakan suatu kondisi di mana seseorangmengalami ketergantungan
secara fisik dan psikologis terhadap suatu zat adiktif dan menunjukkan
tanda-tandasebagai berikut (DSM IV, 1994)
· Adanya proses toleransi, individu membutuhkan zat yang dimaksud dalam
jumlah yang semakin lama semakin besar, untuk dapat mencapai keadaan fisik dan
psikologis seperti pada awal mereka merasakannya.
· Adanya gejala putus zat (withdrawal syndrome) seperti individu
akan merasakan gejala-gejala fisik dan psikologis yang tidak nyaman apabila
penggunaan zatnya dihentikan. Narkoba adalah singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan bahan / zat adiktif lainnya.
· Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Contoh : Heroin (Putaw), Morphin,
Ganja (Marijuana)
· Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku. Contoh : amphetamine dan ATS (Amphetamin tipe stimulant) seperti
shabu, extacy dan obat penenang. (Yuridis : UU nomor 5 tahun 1997).
· Bahan Adiktif berasal dari tanaman maupun bukan tanaman, sintetis maupun
bukan sintetis, yang dapat menimbulkan ketergantungan seperti nikotin yang
terdapat dalam tembakau, alkohol dalam minuman beralkohol, termasuk inhalan
antara lain lem aica aibon, tinner, bensin, spirtus, jamur kotoran kerbau dan
kecubung.
Zat psikoaktif yaitu suatu zat yang jika masuk ke dalam tubuh akan
merubah fungsi dan struktur organ tubuh, juga berpengaruh pada otak sehingga
dapat menimbulkan perubahan : sistem kesadaran, sistem pola pikir, sistem
perasaan, sistem persepsi panca indera dan perilaku.
Dampak buruk
Narkoba
a. Dampak buruk pada fisik
1.
Daya tahan tubuh terhadap macam-macam
penyakit menurun seperti mudah terkena penyakit paruparu,ginjal, hati,
pencernaan, kelainan darah.
2.
Gagal ginjal
3.
Perlemakan hati, pengerutan hati,
kanker hati
4.
Rentan terhadap berbagai penyakit
hepatitis B, C, dan HIV/AIDS
5.
Cacat janin
6.
Impotensi
7.
Gangguan menstruasi
8.
Pucat akibat kurang darah (Anemia)
9.
Penyakit lupa ingatan / pikun
10.
Pendarahan lambung
11.
Radang Pangkreas
12.
Radang Syaraf
13.
Mudah memar
14.
Menyebabkan kematian.
b. Dampak buruk pada mental (Psikologis)
1.
Emosi tidak terkendali
2.
Curiga berlebihan sampai pada tingkat
waham (tidak sejalan antara pikiran dengan kenyataan)
3.
Selalu berbohong
4.
Tidak merasa aman
5.
Tidak mampu mengambil keputusan yang
wajar
6.
Tidak memiliki tanggung jawab, lepas
tanggung jawab tapi menuntut hak.
7.
Merasa tidak ada yang peduli dan tidak
ada yang mengerti, hidup seperti mimpi dan terjadi begitu saja, mendramatisir
rasa kesepian.
8.
Kecemasan yang berlebihan dan depresi
9.
Ketakutan yang luar biasa
10.
Hilang ingatan (gila)
c.
Dampak buruk pada
sosial
1.
Hubungan dengan keluarga8, guru,
dan teman serta lingkungannya terganggu
2.
Mengganggu ketertiban umum
3.
Selalu menghindari kontak dengan orang
lain
4.
Merasa dikucilkan atau menarik diri
dari lingkungan positif
5.
Tidak peduli dengan norma dan nilai
yang ada
6.
Melakukan hubungan seks secara bebas
7.
Melakukan tindakan kekerasan, baik
Fisik, psikis, maupun seksual
8.
Mencuri.
v Deteksi dini dan tanda – tanda penyalah gunaan narkoba
a. Tanda-tanda fisik:
1.
Banyak menguap padahal tidak ngantuk
2.
Mata merah
3.
Kulit pucat
4.
Kelopak mata seperti berat
b. Tanda-tanda sikap:
1.
Murung, cemas, depresi
2.
Emosional, hipersensitif, reaksi
berlebihan
3.
Mudah tersinggung oleh kritikan ringan
4.
Gampang marah tanpa sebab yang jelas
5.
Nilai, keyakinan dan ide berubah
6.
Tidak peduli terhadap perasaan orang
lain
7.
Bermusuhan
8.
Tidak bisa dipercaya, mudah
mengutarakan rahasia.
9.
Tidak ragu untuk memukul orang atau
berbicara kasar pada orang tua dan anggota keluarga lainnya
10.
Pelupa, penurunan daya ingat, apatis
11.
Tanggapan lambat
12.
Tidak acuh terhadap kebersihan,
kesehatan, pakaian
13.
Penampilan lusuh dan kumal
14.
Hilang rasa tanggung jawab
15.
Susah memusatkan perhatian
16.
Emosi naik turun
17.
Jika ditanya, sikapnya defensif dan
penuh kebencian
18.
Agresif, yang ditandai sering
berkelahi, tawuran, mabuk, terlibat kecelakaan mobil (menabrak orang maupun
benda diam semacam pagar rumah orang lain)
c. Tanda-tanda perilaku :
1.
Komunikasi dan interaksi dengan orang
lain termasuk anggota keluarga menurun
2.
Prestasi sekolah / akademis menurun
3.
Pola tidur berubah (larut malam, atau
siang)
4.
Sering keluar malam sampai larut
5.
Sering mengurung diri di kamar dan
tidak mengizinkan orang lain masuk ke kamarnya
6.
Sering masuk rumah dengan cara
mengendap-endap dan berjalan sempoyongan
7.
Sering berlama-lama di kamar mandi
8.
Menghindar dari kontak dengan anggota
keluarga
9.
Sering mendapat telpon (yang diputus
bila diterima oleh orang lain)
10.
Sering didatangi oleh orang yang tak
dikenal oleh anggota keluarga
11.
Sering berbohong
12.
Barang-barang berharga miliknya dan
milik orang tua satu persatu hilang, sering mencuri uang atau barang di rumah,
lalu menuduh pembantu atau siapa saja yang ada di rumah
13.
Sering menarik simpati orang dengan
harapan bisa dipinjami uang
14.
Tidak peduli pada kebutuhan keluarga
15.
Manipulatif, tiba-tiba tampak manis
jika ada maunya
16.
Penampilan kumal, malas mengurus diri
17.
Boros uang tanpa alasan yang jelas
18.
Malas bekerja, bila terpaksa bekerja,
dilakukan asal saja
19.
Berkomunikasi dengan teman
sekelompoknya menggunakan istilah asing, seperti cimeng, dan lainlain.
20.
Senang menyetel musik keras-keras tanpa
mempedulikan orang lain
21.
Takut air
d. Tanda-tanda di kamar tidur yang bersangkutan :
1.
Ruang berbau bakar ganja, kemenyan,
obat nyamuk
2.
Terdapat obat tetes mata, pencuci
mulut, dan bedak
3.
Terdapat rokok ganja, dan alat
penggulung rokok
4.
Terdapat biji-bijian, daun kering,
tumbuhan atau jamur
5.
Terdapat lem, pengharum ruangan, atau
inhalan lainnya
6.
Terdapat bungkusan kecil serbuk putih,
kapsul, atau tablet
7.
Terdapat pipa kecil, filter saringan
8.
Terdapat sendok kecil, sedotan, mata
silet, kaca cermin
9.
Terdapat botol, kaleng, kotak yang
tidak lazim
10.
Majalah, buku, leaflet
11.
Botol plastik air mineral
12.
Sedotan minuman
13.
Botol-botol kecil
14.
Gulungan uang kertas, kartu telepon,
sendok bekas dibakar
15.
Di rumah ditemukan obat-obat, kertas
timah, bau-bauan, dll, yang tidak biasanya ada (terutama di kamar mandi dan
kamar tidur si anak). Namun, kalau sampai ditemukan jarum suntik, ia akan
menyangkal itu miliknya
e. Tanda-tanda di sekolah :
1.
Sering terlambat
2.
Sering bolos
3.
Sering tidak mengerjakan pekerjaan
rumah
4.
Penampilan kumal
5.
Tidak ada perhatian terhadap pelajaran
6.
Partisipasi dalam pertemuan siswa
menurun dan hilang
7.
Partisipasi dan kegiatan olah raga
menurun, hilang
8.
Banyak menunjukan perilaku bermasalah
9.
Perubahan teman kelompok
10.
Sering meminjam uang pada teman
11.
Berteman dengan siswa yang menjadi
Penyalahguna
12.
Sering terjadi kehilangan uang dan barang
berharga di kelas
v Orang yang mudah terjerat narkoba
1.
Kurangnya
pemahaman, pengkhayatan, dan pengamalan Agama.
Agama mengajarkan pola hidup sehat, memberikan
solusi untuk seluruh masalah, menganjurkan untuk menjaga diri sendiri dan
lingkungan hidup yang jika dipahami, dikhayati, dan diamalkan secara sempurna,
akan menuntun seseorang menuju hidup bebas Narkoba.
2.
Memiliki
keyakinan Adiktif
Keyakinan adalah hal-hal yang diyakini seseorang
dan dianggap benar, mengenai diri sendiri, orang lain dan dunia sekitarnya,
yang mempengaruhi perasaan dan perilakunya sehari-hari. Keyakinan Adiktif
adalah keyakinan yang menjadikan orang itu rentan terhadap kecanduan Narkoba.
Misalnya :
·
Saya harus sempurna dan
tampil sempurna
·
Saya harus menguasai dan
mengendalikan orang lain
·
Saya harus memperoleh apa
yang saya inginkan
·
Hidup harus bebas dari rasa
sakit atau penderitaan
·
Saya ingin segalanya
terjadi sesuai keinginan saya
·
Semua orang harus peduli
dan mengerti terhadap saya
·
Saya ingin hidup ini bebas
aturan
Dalam kenyataan, hal itu
tidak mungkin tercapai. Oleh karena itu orang tersebut lalu mengembangkan
keyakinan lain seperti :
·
Saya tidak pernah cukup
puas (saya tidak berharga)
·
Saya tidak mampu
mempengaruhi lingkungan saya
·
Narkoba atau sesuatu
lainnya di luar saya memberi saya kekuatan yang saya inginkan
·
Takut mengakui perasaannya
·
Citra diri dan penampilan
adalah segalanya
3.
Kepribadian
Adiktif
Kepribadian Adiktif adalah jati diri seseorang,
yaitu pikiran, perasaan dan kemauan yang ditampilkan dalam perilakunya sehari-hari.
Kepribadian yang menunjukkan bahwa orang itu rentan terhadap kecanduan Narkoba.
Ciri kepribadian Adiktif, antara lain :
Pola pikir Adiktif
|
Perasaan Adiktif
|
Perilaku Adiktif
|
·
Selalu
mencari persetujuan dan perhatian orang lain
·
Tidak
mampu mengambil keputusan sendiri
·
Tidak
mampu mengendalikan emosi
·
Kebutuhan
akan ketergantungan pada sesuatu
·
Banyak
berkhayal
|
·
Selalu
mencari persetujuan dan perhatian orang lain
·
Tidak
mampu mengambil keputusan sendiri
·
Tidak
mampu mengendalikan emosi
·
Kebutuhan
akan ketergantungan pada sesuatu
·
Banyak
berkhayal
|
·
Kurang
memiliki jati diri
·
Kesulitan
berhubungan dengan figure / orang / tokoh yang berkuasa atau berwenang
·
Cenderung
menyalahkan orang lain
·
Kurang
mampu mengatasi suatu masalah
·
Kebutuhan
akan pemuasan yang bersifat segera
|
4.
Ketidakmampuan
menghadapi masalah :
Orang yang tidak berlatih
menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan baik dan benar cenderung mudah
mengalami kebingungan dan frustasi. Ia lebih suka mencari penyelesaian yang
bersifat seketika dan langsung memuaskannya.
5.
Tak
terpenuhinya kebutuhan Emosional, Sosial, & Spiritual :
Setiap orang membutuhkan
perasan diterima oleh lingkungan terdekat terutama keluarga, di
sekolah dan diantara teman-temannya, rasa aman, rasa dihargai, dan dicintai.
6.
Kurangnya
dukungan Sosial :
Dukungan sosial sangat
dibutuhkan seseorang dalam menghadapi masalah, terutama dukungan dari keluarga,
teman sebaya dan masyarakat.
7.
Tidak
dapat menghadapi kenyataan :
Orang harus berlatih untuk
dapat menerima kenyataan akan dirinya sendiri, baik kelebihan maupun
kekurangannya. Juga harus belajar menerima kenyataan lingkungan sekitarnya dan
tidak selalu mencari kambing hitam untuk dipersalahkan sebagai penyebab
kegagalannya. Orang harus mengambil tanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Lebih lanjut, di bawah ini akan ditulis beberapa
ciri-ciri kepribadian - terutama pada remaja - yang rentan terhadap
penyalahgunaan Narkoba.
1.
Perasaan rendah diri (inferiority
complex)
2.
Mudah kecewa.
3.
Cenderung agresif dan
destruktif.
4.
Tidak mampu bersabar.
5.
Suka akan sensasi.
6.
Mengidap perasaan tertekan,
murung, dan tidak mampu menjalankan fungsi sosial.
7.
Cepat bosan.
8.
Menderita gangguan
psikoseksual, gagal mengembangkan identifikasi seksual yang tepat. Pemalu,
takut mendekati dan didekati oleh lawan jenis.
9.
Menderita keterbelakangan
mental.
10.
Kurang mempunyai motivasi
untuk berprestasi.
11.
Prestasi belajar cenderung
menurun dan selalu rendah.
12.
Kurang / tidak melibatkan
diri dalam kegiatan ekstrakurikuler.
13.
Cenderung mengidap gangguan
jiwa : kecemasan, obsesi, apatis, depresi, menarik diri dari pergaulan, tidak
mampu mengatasi stres, atau hiperaktif.
14.
Cenderung tidak mematuhi
peraturan.
15.
Cenderung berperilaku
menyimpang : melakukan hubungan seksual di luar nikah, membolos, agresif, anti
sosial, mencuri, berbohong, berbuat kenakalan pada usia sangat dini.
16.
Tidak senang berolahraga.
17.
Cenderung makan berlebihan.
18.
Mempunyai persepsi bahwa
keluarganya tidak menyayanginya / tidak harmonis.
19.
Mempunyai kebiasaan merokok
sejak usia dini.
20.
Suka bergaul dengan
orang-orang yang menjadi pemabuk, penyalahguna Narkoba, atau pengedar Narkoba.13
21.
Suka berkunjung ke tempat
hiburan.
22.
Berasal dari dan berada
dalam lingkungan keluarga yang kurang religius14.
v Tahap –tahap perubahan
Memotivasi individu yang mengalami ketergantungan pada Narkoba untuk
menghentikan pola penggunaan zatnya bukanlah hal yang mudah. Prochaska &
Diclemente (dalam Bennet. 1998) mengatakan bahwa ada tahap-tahap perubahan yang
dialami oleh seorang Pecandu Narkoba yang mempengaruhi proses pemulihannya.
Penjelasan tahap perubahan tersebut sebagai berikut :
·
Precontemplation adalah tahap di mana Pecandu umumnya belum mau mengakui bahwa perilaku
penggunaan Narkoba merugikan diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. pada
tahap ini seorang Pecandu akan menampilkan mekanisme pertahanan diri agar
mereka dapat mempertahankan pola ketergantungannya. Jenis mekanisme pertahanan
diri paling sering muncul adalah penyangkalan (denial) dimana pecandu selalu
‘mengelak’ atas kenyataan-kenyataan negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan
Narkoba. Jenis mekanisme pertahanan diri yang lain adalah mencari pembenaran
(rasionalisasi), dimana pecandu akan selalu berdalih untuk melindungi perilaku
ketergantungannya.
·
Contemplation adalah tahap dimana pecandu mulai menyadari bahwa perilaku penggunaan
Narkoba merugikan diri sendiri, keluarga dan lingkungannya, tetapi sering
merasa ragu-ragu (ambivalen) untuk menjalani proses pemulihan. Proses wawancara
motivasional sangat menentukan apakah pecandu kembali pada tahap precontemplation
di atas atau justru semakin termotivasi untuk pulih.
·
Preparation adalah tahap dimana individu mempersiapkan diri untuk berhenti dari pola
penggunaan zatnya. Umumnya yang bersangkutan mulai mengubah pola pikirnya yang
dianggap dapat membantu usahanya untuk dapat bebas dari Narkoba.
·
Action adalah tahap dimana seorang pecandu dengan kesadaran sendiri mencari
pertolongan untuk membantu pemulihannya
·
Maintenance adalah tahap dimana seorang pecandu berusaha untuk mempertahankan
keadaan bebas Narkoba (abstinensia)
·
Relapse adalah tahap dimana seorang pecandu kembali pada pola perilaku
penggunaan Narkoba yang lama sesudah ia mengalami keadaan bebas Narkoba.
Tips Orang tua bersikap bila anaknya terkena narkoba
1.
berusaha tenang
kendalikan emosi,
marah, tersinggung atau rasa bersalah tidak ada gunanya.
2.
jangan tunda
masalah
Hadapi kenyataan,
adakan dialog terbuka dengan anak, kemukakan apa yang anda ketahui, jangan
menuduh ketika anak berada dalam pengaruh narkoba.
3. dengarkan anak
beri dorongan non
verbal, jangan memberi ceramah/nasihat. Jangan rendahkan harga dirinya terutama
di depan teman-temannya/orang lain, buat agar anak merasa aman dan nyaman
berbicara dengan anda.
4.
hargai kejujuran
bila anak sudah
mengakui menggunakan narkoba, janganlah menampilkan reaksi marah. Orang tua
harus bersyukur bahwa anak mau bersikap jujur.
5.
jujur terhadap
diri sendiri
beri contoh sikap
jujur dan terbuka mengakui kelemahan dan kesalahan orang tua, jangan merasa
benar sendiri. Saling memaafkan untuk kesalahan sikap, kata-kata dan kesalahan
di masalalu.
6.
tingkatkan
hubungan dalam keluarga
selesaikan konflik
yang ada dalam keluarga, rencanakan membuat kegiatan bersama-sama dengan
keluarga.
7.
cari pertolongan
jika sulit
mengendalikan emosi dan menghadapi masalah, minta bantuan kepada pihak ketiga
atau tenaga profesi, puskesmas, rehabilitasi dengan atau tanpa seijin anak
8. pendekatan kepada orang tua anak
kunjungi orang tua
teman anak yang menggunakan narkoba, ungkapkan dengan hati-hati dan bijaksana
apa yang anda ketahui, ajak kerjasama menghadapi masalah. (buku Mewujudkan
Indonesia bebas Dari Ancaman Narkoba 2015, BNN)

